Selain memperkuat akses baca, BintangPusnas Edu juga meningkatkan efisiensi biaya bagi lembaga pendidikan. Sekolah tak perlu lagi menyimpan ribuan buku fisik, karena seluruh koleksi tersedia secara digital di server Perpusnas. Aplikasi ini juga membantu pemerintah menekan kesenjangan literasi antarwilayah, terutama di daerah dengan infrastruktur terbatas.
Tantangan yang Masih Mengiringi
Meski menawarkan banyak keunggulan, BintangPusnas Edu masih menghadapi beberapa kendala. Beberapa pengguna mengeluhkan gangguan teknis seperti bug atau kesulitan membuka buku di versi tertentu. Perpusnas bersama tim pengembang terus memperbarui sistem agar pengalaman membaca semakin lancar.
Selain itu, tantangan lain datang dari literasi digital pengguna. Tidak semua pelajar atau guru terbiasa menggunakan aplikasi baca digital. Karena itu, Perpusnas aktif menggelar sosialisasi dan pelatihan bagi sekolah serta kampus agar mereka dapat memanfaatkan aplikasi ini secara maksimal.
Menuju Masa Depan Literasi Digital Indonesia
BintangPusnas Edu bukan sekadar aplikasi baca buku. Ia hadir sebagai gerakan literasi digital nasional. Dengan memperluas akses ke buku, jurnal, dan bahan ajar elektronik, Perpusnas mendorong masyarakat untuk terus belajar di mana pun mereka berada.
Jika pengembang terus memperbaiki performa aplikasi, memperkaya koleksi digital, dan memperluas kerja sama dengan penerbit, BintangPusnas Edu bisa menjadi tonggak penting dalam sejarah literasi Indonesia.
Kini, siapa pun dapat membawa perpustakaan ke dalam genggaman. Melalui BintangPusnas Edu, Perpusnas membuktikan bahwa membaca tak lagi memerlukan rak, melainkan cukup dengan sentuhan jari di layar.
