RADAR PANGANDARAN.COM – Jumlah perusahaan di Amerika Serikat yang melihat kecerdasan buatan (AI) sebagai ancaman meningkat lebih dari lima kali lipat dalam dua tahun terakhir.
Menurut laporan dari Financial Times, lebih dari setengah dari perusahaan terbesar di Amerika (56%) menyebut AI sebagai “faktor risiko” dalam laporan tahunan terbaru mereka.
Hasil ini berasal dari penelitian yang dilakukan oleh Arize AI, sebuah platform yang melacak pengungkapan publik oleh perusahaan-perusahaan besar.
Financial Times melaporkan bahwa pada tahun 2022, hanya 9% perusahaan besar yang menganggap AI sebagai ancaman.
Penelitian ini berfokus pada perusahaan-perusahaan dalam daftar Fortune 500, yaitu peringkat tahunan 500 perusahaan terbesar di Amerika berdasarkan pendapatan total yang disusun oleh majalah Fortune.
Beberapa risiko AI yang disebutkan dalam laporan keuangan meliputi persaingan yang lebih ketat karena beberapa perusahaan mungkin lebih cepat memanfaatkan teknologi ini dibandingkan dengan yang lain.
Selain itu, terdapat kekhawatiran terkait reputasi atau operasional yang timbul dari dampak etis AI terhadap hak asasi manusia, ketenagakerjaan, dan privasi.
“AI mungkin tidak selalu beroperasi sesuai yang diinginkan, dan kumpulan data mungkin tidak memadai atau mengandung informasi ilegal, bias, berbahaya, atau ofensif, yang dapat berdampak negatif pada pendapatan dan reputasi perusahaan,” kata perusahaan telekomunikasi Motorola.
Industri media dan hiburan menjadi yang paling khawatir terhadap perkembangan AI, dengan lebih dari 90% perusahaan, termasuk Netflix dan Disney, melihat sistem kecerdasan buatan sebagai risiko bisnis pada tahun ini.