oleh

10 Pemimpin Hamas yang Jadi Korban Keganasan Israel: Dari Ismail Haniyeh Hingga Pendiri Brigade Al-Qassam

Ia pernah ditempatkan Israel di peringkat keempat dalam daftar orang yang paling dicari karena pembunuhan.

Nofal berasal dari generasi pertama Brigade Al-Qassam, dan termasuk di antara mereka yang memimpin aksi militer selama dua intifada pertama pada tahun 1987 dan yang kedua pada tahun 2000 silam.

Pada tahun 1991, ia ditangkap tiga kali di penjara Israel, dan oleh Otoritas Palestina pada tahun 1997 dan memimpin dinas intelijen di Brigade Al-Qassam selama bertahun-tahun, sebelum mengambil alih komando operasi militer di sana.

Nofal dibunuh pada 17 Oktober 2023, oleh serangan udara Israel yang menargetkan dirinya di kamp pengungsi Bureij di Jalur Gaza tengah.

4. Jamila Al-Shanti
Nama Jamila Al-Shanti mulai terkenal pada tanggal 3 November 2006, ketika memimpin sebuah demonstrasi perempuan yang berhasil mematahkan pengepungan yang dilakukan oleh tentara pendudukan Israel terhadap sebuah masjid di kota Beit Hanoun di Jalur Gaza utara.

Pada tahun 2006, ia terpilih sebagai anggota Dewan Legislatif (Parlemen) dan kemudian ditunjuk sebagai Menteri Perempuan mewakili Hamas pada tahun 2013.

Al-Shanti bergabung dengan Biro Politik Hamas pada tahun 2021 sebagai wanita pertama yang menjabat di pemerintahan Jalur Gaza itu.

Al-Shanti lahir di kamp pengungsi Palestina Jabalia di Jalur Gaza utara pada tahun 1957 dan memperoleh gelar sarjana bahasa Inggris dari Universitas Ain Shams di Mesir pada tahun 1980 sebelum pindah bekerja di Arab Saudi sebagai guru selama 10 tahun.

Pada tahun 1990, Al-Shanti kembali ke Jalur Gaza untuk bergabung dalam kerja organisasi di Hamas dan Israel membunuhnya dalam serangan yang menargetkan rumahnya di Kota Gaza pada 18 Oktober 2023.