Memangsa: Untuk siput predator, radula berfungsi dengan cara yang lebih ekstrem. Misalnya, siput kerucut (cone snail) menggunakan gigi radula berbentuk harpun untuk menyuntikkan racun dan melumpuhkan mangsanya (biasanya ikan).
Seiring waktu, gigi-gigi di bagian luar radula akan menjadi tumpul dan rusak akibat proses pengikisan. Beruntung, sama seperti gigi hiu, radula siput terus regenerasi atau tumbuh kembali dari pangkal pita, memastikan siput selalu memiliki set alat parut yang tajam.
Beberapa Faktor Menyebabkan Orang Jarang Mengetahui Fakta Ini
Beberapa faktor menyebabkan orang jarang mengetahui fakta tentang ribuan gigi siput:
Ukuran: Kita tidak dapat melihat gigi-gigi ini dengan mata telanjang karena ukurannya yang sangat kecil. Kita perlu mikroskop untuk menghargai kompleksitas dan ketajaman strukturnya.
Perilaku: Siput merupakan hewan nokturnal dan sangat lambat, sehingga interaksi manusia dengan aktivitas makan mereka sangat terbatas.
Persepsi: Kita cenderung menganggap siput hanya sebagai hama taman yang sederhana dan sering kali tidak menyadari kerumitan anatomi internalnya.
Penemuan radula pada siput mengingatkan kita bahwa bahkan makhluk paling sederhana di planet ini memiliki desain evolusioner yang luar biasa dan spesialisasi yang tidak terduga untuk bertahan hidup.
Lain kali Anda melihat siput, ingatlah bahwa Anda mengamati hewan yang giginya mungkin melebihi gabungan seluruh hewan peliharaan Anda!