“Banyak orang yang nakal, tetapi masih mencintai Allah dan Rasul-Nya,” tambahnya.
Gus Baha mencontohkan, ada orang yang berbuat dosa, tetapi ketika bertemu ulama atau kiai, mereka dengan penuh hormat mencium tangan ulama tersebut. Ini menunjukkan bahwa di dalam hati mereka masih ada kesadaran tentang mana yang benar dan mana yang salah.
Nasehat Gus Baha ini mengingatkan kita agar tidak cepat atau terlalu keras dalam menilai dan menghakimi orang lain.
Banyak orang yang dianggap nakal atau berdosa, sebenarnya masih memiliki cinta kepada Allah dan Rasul-Nya di dalam hati mereka.
Hal ini juga menjadi pelajaran agar kita lebih bijak dalam berinteraksi dengan sesama, terutama ketika melihat mereka yang masih berperilaku buruk. Agama hadir untuk mengajak, bukan mengejek.
Pesan bijak Gus Baha ini sangat relevan dengan kondisi masyarakat saat ini. Banyak orang yang terlihat buruk perilakunya, tetapi siapa yang tahu isi hati mereka? Bisa jadi di lubuk hati terdalam, mereka memiliki cinta yang tulus kepada Allah.
Melalui ceramah ini, Gus Baha mengajak kita untuk merubah cara pandang kita dan tidak mudah menghakimi orang lain.