Daniel Kahneman, peraih Nobel Ekonomi, menjelaskan bahwa otak bekerja dengan dua sistem yaitu cepat dan lambat. Sistem cepat menghasilkan intuisi, sehingga seseorang bisa “merasa” tahu jawaban atau bahaya dalam sekejap.
Ketika intuisi muncul, otak sebenarnya memanfaatkan data lama dan menghubungkannya tanpa kita sadari. Oleh karena itu, intuisi sering tampak ajaib padahal berakar pada proses kognitif yang kompleks.
Bagaimana Cara Mengaktifkannya?
Manusia bisa mengasah indera ke-6 dengan cara ilmiah. Olahraga seperti yoga, bela diri, atau senam bisa meningkatkan propriosepsi karena latihan tersebut menuntut kesadaran penuh terhadap posisi tubuh. Intuisi juga bisa berkembang jika seseorang melatih pola pikir kritis, memperbanyak pengalaman, dan menjaga kesadaran diri.
Beberapa penelitian neurosains menyebut bahwa meditasi mampu memperkuat koneksi antarbagian otak. Orang yang rutin bermeditasi sering menunjukkan intuisi lebih tajam karena otaknya bekerja lebih efisien dalam mengenali pola. Dengan kata lain, manusia memang bisa mengaktifkan indera ke-6 melalui latihan, bukan melalui cara mistis.
Indera ke-6 sebagai Hasil Evolusi
Riset-riset tersebut menunjukkan bahwa indera ke-6 lahir dari evolusi, bukan dari dunia supranatural. Propriosepsi membantu manusia menjaga keseimbangan, magnetoresepsi memberi respons terhadap bumi, dan intuisi mendukung pengambilan keputusan cepat. Semua kemampuan itu berakar pada sistem saraf dan otak yang terus berkembang selama jutaan tahun.
Dengan bukti ilmiah ini, kita bisa memahami bahwa manusia tidak hanya mengandalkan lima indera utama. Tubuh ternyata memiliki kemampuan tersembunyi yang bekerja secara halus namun sangat berguna. Ketika kita melatih kesadaran, tubuh mampu menunjukkan kehebatan sensorik yang jarang kita sadari sehari-hari.