RADAR PANGANDARAN.COM – Kelompok Yahudi Ortodoks di Israel menolak wajib militer dan lebih memilih masuk penjara daripada menjadi tentara.
Populasi Yahudi ultra-Ortodoks, yang dikenal sebagai Haredi, di Israel diperkirakan melebihi satu juta orang dan selama ini memiliki hak istimewa yang membebaskan mereka dari wajib militer.
Kelompok agama fundamentalis ini secara tradisional berupaya membatasi kontak dengan mayoritas Yahudi sekuler dan berpendapat bahwa wajib militer akan mengganggu studi Taurat mereka serta menyebabkan kontak yang tak terhindarkan dengan lawan jenis.
Meskipun sejak berdirinya Israel pada tahun 1948 mereka mendapatkan pembebasan dari wajib militer, pengadilan tertinggi negara tersebut baru-baru ini menyatakan bahwa praktik ini tidak memiliki dasar hukum.
Akibatnya, wajib militer akan diberlakukan bagi mereka setelah perjanjian yang sudah berlangsung selama beberapa dekade antara pemerintah Israel dan komunitas Haredi berakhir tahun lalu.
Di tengah operasi militer yang sedang berlangsung melawan Hamas di Gaza, Mahkamah Agung memutuskan untuk menghapus hak istimewa ini pada 25 Juni lalu.