Awalnya, Parigi direncanakan sebagai titik akhir pembangunan jalur kereta api ini.
Namun, kemudian diajukan usulan kepada pemerintah Belanda untuk menambah jalur sejauh 5 kilometer hingga sampai ke Cijulang, Pangandaran
Usulan ini didasari pertimbangan strategis bahwa Cijulang memiliki lembah yang cocok untuk menjadi titik pemberhentian terakhir.
Dari Cijulang, jalur ini dapat diperpanjang hingga Tasikmalaya atau sepanjang pantai selatan menuju Pameungpeuk.
Pembangunan dari Parigi ke Cijulang diselesaikan pada tahun 1921, dan jalur kereta api ini mulai dioperasikan untuk umum pada tanggal 1 Juni 1921.
Stasiun di Cijulang menjadi pemberhentian terakhir dari jalur kereta api Banjar-Cijulang, yang letaknya berada di Jalan Bandara Nusawiru, Dusun Kalenwadas, Desa Cijulang, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran.
Empat Terowongan Jalur Banjar-Cijulang
Jalur ini melewati beberapa jembatan dan empat terowongan utama, yaitu Terowongan Batulawang, Terowongan Hendrik, Terowongan Juliana, dan Terowongan Sumber atau Terowongan Wilhelmina.
Namun, sejarah jalur kereta api ini tidak berlangsung selamanya. Pada 1 Februari 1982, jalur kereta api Banjar-Cijulang resmi ditutup total.