2. Menggunakan Daun Pembungkus yang Tepat
Biasanya, ketupat dibungkus menggunakan daun kelapa muda. Di beberapa daerah menggunakan daun lontar atau pandan. Prof Sugiyono menjelaskan bahwa hal ini sah-sah saja asalkan daun yang digunakan masih muda dan lentur.
Daun yang lentur tidak mudah robek atau patah sehingga bisa membungkus beras dengan rapat. Daun yang baik akan membantu ketupat matang sempurna dan lebih terlindungi dari kontaminasi.
3. Teknik Pembuatan yang Benar
Salah satu rahasia agar ketupat awet adalah dengan menambahkan air kapur sirih. Tuangkan air itu ke dalam beras sebelum dimasukkan ke cangkang. Air kapur sirih membuat isian menjadi lebih padat dan tahan lama.
Langkah lain yang tak kalah penting adalah proses pendinginan setelah ketupat matang. Setelah direbus, ketupat harus segera ditiriskan dan diangin-anginkan agar cepat kering.
Jangan membiarkan ketupat berendam dalam air rebusan karena akan menyebabkan bagian luar menjadi lembab dan berair. Kondisi tersebut bisa mempercepat proses pembusukan.
4. Menyimpan dengan Cara yang Tepat
Setelah matang dan kering, ketupat sebaiknya segera disimpan dengan benar. Salah satu cara penyimpanan yang dianjurkan adalah memasukkan ketupat ke dalam lemari es. Ketupat bisa bertahan antara 7 sampai 9 hari bila disimpan di suhu dingin.
Jika ingin menyajikannya kembali, cukup mengukus ketupat yang disimpan di kulkas. Proses pengukusan ini akan mengembalikan kelembutan tekstur ketupat tanpa mengubah rasa aslinya.
5. Alternatif Teknik Pengawetan