Tips Membuat Ketupat Tahan Lama, Tidak Cepat Basi, Sajian Idul Adha - Laman 3 dari 3

RADARPANGANDARAN.COM – Ketupat merupakan salah satu sajian khas yang selalu hadir di momen Hari Raya, baik Idul Fitri maupun Idul Adha. Hidangan ini identik dengan kehangatan keluarga dan kebersamaan. Ketupat sering disandingkan dengan opor ayam. Rendang. Sate. Sajian ini jadi menu favorit Idul Adha. Tak boleh absen di meja makan. Namun, di tengah suasana lebaran yang sibuk dan penuh aktivitas, sering kali ketupat tidak dapat bertahan lama. Ketupat mudah basi jika proses pembuatannya tidak dilakukan dengan benar. Oleh karena itu, penting mengetahui cara membuat ketupat agar awet dan tetap enak meski disimpan beberapa hari. Dosen dari Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan IPB University, Prof Dr Ir Sugiyono, MAppSc, memberikan lima tips membuat ketupat tahan lama, tidak cepat basi dan cocok menjadi sajian Idul Adha seperti dikutip dari disway.id. 1. Memilih Jenis Beras yang Sesuai Jenis beras sangat berpengaruh terhadap hasil akhir ketupat. Beras pera menghasilkan tektur ketupat yang lebih padat dan keras. Beras pulen akan membuat tektur ketupat lebih lembek. Semakin banyak beras yang dimasukkan ke dalam cangkang ketupat, maka hasilnya akan semakin padat. Ketupat dengan tekstur keras cenderung lebih tahan lama dibandingkan yang lembek. Untuk hasil terbaik, disarankan menggunakan beras pera yang sudah disosoh atau digiling. Bersihkan beras dari dedak atau bekatul. Itu agar tidak cepat basi. Sebelum dimasukkan ke dalam anyaman daun, beras harus dicuci bersih dan direndam terlebih dahulu. 2. Menggunakan Daun Pembungkus yang Tepat Biasanya, ketupat dibungkus menggunakan daun kelapa muda. Di beberapa daerah menggunakan daun lontar atau pandan. Prof Sugiyono menjelaskan bahwa hal ini sah-sah saja asalkan daun yang digunakan masih muda dan lentur. Daun yang lentur tidak mudah robek atau patah sehingga bisa membungkus beras dengan rapat. Daun yang baik akan membantu ketupat matang sempurna dan lebih terlindungi dari kontaminasi. 3. Teknik Pembuatan yang Benar Salah satu rahasia agar ketupat awet adalah dengan menambahkan air kapur sirih. Tuangkan air itu ke dalam beras sebelum dimasukkan ke cangkang. Air kapur sirih membuat isian menjadi lebih padat dan tahan lama. Langkah lain yang tak kalah penting adalah proses pendinginan setelah ketupat matang. Setelah direbus, ketupat harus segera ditiriskan dan diangin-anginkan agar cepat kering. Jangan membiarkan ketupat berendam dalam air rebusan karena akan menyebabkan bagian luar menjadi lembab dan berair. Kondisi tersebut bisa mempercepat proses pembusukan. 4. Menyimpan dengan Cara yang Tepat Setelah matang dan kering, ketupat sebaiknya segera disimpan dengan benar. Salah satu cara penyimpanan yang dianjurkan adalah memasukkan ketupat ke dalam lemari es. Ketupat bisa bertahan antara 7 sampai 9 hari bila disimpan di suhu dingin. Jika ingin menyajikannya kembali, cukup mengukus ketupat yang disimpan di kulkas. Proses pengukusan ini akan mengembalikan kelembutan tekstur ketupat tanpa mengubah rasa aslinya. 5. Alternatif Teknik Pengawetan Ada metode lain untuk mengawetkan ketupat, selain penyimpanan di kulkas. Misalnya, menggunakan teknik vakum atau pemanasan ulang. Meskipun demikian, Prof Sugiyono menilai cara ini belum terbukti secara ilmiah dan belum praktis jika diterapkan di tingkat rumah tangga. Metode tersebut lebih cocok untuk industri pangan atau pengolahan makanan berskala besar. Untuk kebutuhan rumah, penyimpanan dalam kulkas dinilai paling efisien dan mudah dilakukan. Ketupat bukan sekadar makanan, tetapi juga simbol perayaan dan tradisi. Dengan memperhatikan cara pembuatannya, ketupat tidak hanya lezat tapi juga tahan lama dan higienis. Semoga tips membuat ketupat tahan laman dari ahli ini dapat menjadi panduan. Terutama bagi yang ingin menyajikan ketupat spesial Idul Adha. Tanpa khawatir cepat basi. Jadi, pastikan memilih beras yang tepat, memakai daun yang masih segar, menerapkan teknik memasak yang benar dan menyimpannya dengan cara yang sesuai.