by

Transformasi Desa Wisata di Lereng Merapi, Kisah Sukses Pengembangan Ekonomi Melalui BUMDesa dan Smart Village

Kedua adalah Hargo Park Central, yang mengelola area parkir wisata di lokasi-lokasi strategis seperti Merapi Park, Oxygen Park, dan Kampoeng Mahoni.

Amin menjelaskan bahwa sektor pariwisata dipilih sebagai core business karena memberikan dampak langsung dan cepat kepada masyarakat.

Namun sektor pendukung juga tidak diabaikan.

Pertanian dan pengelolaan sampah tetap dikembangkan secara paralel.

Untuk memperkuat sektor ekonomi, pemerintah desa melakukan klasterisasi UMKM.

Hal ini dilakukan karena selama ini masyarakat bergerak secara individu.

Dengan pembentukan klaster, pelatihan pun diberikan agar warga dapat bergerak secara kolektif dan lebih terorganisir. Hasilnya mulai terlihat.

Masyarakat mulai merasakan manfaat dari pengembangan desa secara menyeluruh.

Pendapatan asli kelurahan pun meningkat dan kembali disalurkan untuk kepentingan masyarakat luas.

Pada tahun 2025, BUMDesa Merapi Sejahtera tidak berhenti berinovasi.

Tiga unit usaha baru akan diluncurkan demi menjawab tantangan dan kebutuhan masa depan.

Unit pertama adalah pengelolaan sampah berbasis digital.

BACA JUGA: Ini 16 Wisata Alam Ciwidey Terbaru untuk Jelajahi Jawa Barat, Asyiknya Gak Kaleng-Kaleng

Unit kedua adalah Greenhouse Ketapang yang fokus pada ketahanan pangan dan optimalisasi lahan tidak produktif.

Unit ketiga adalah AgenBRILink, sebagai bagian dari inklusi keuangan.

Program pengelolaan sampah berbasis digital menjadi salah satu program unggulan.

Menurut Amin, sistem ini memungkinkan pengelolaan sampah bisa selesai dalam satu hari.

Hal ini penting mengingat desa ini menerima ribuan pengunjung setiap harinya.

Dengan sistem digital, masyarakat bisa lebih mandiri dan efisien dalam mengelola limbah rumah tangga maupun wisata.