RADARPANGANDARAN.COM – Pariwisata adalah salah satu sektor yang terus berkembang di Indonesia.
Dari Sabang hingga Merauke, keindahan alam negeri ini menjadi magnet kuat bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.
Namun, di balik geliat pariwisata, ada persoalan serius yang tak bisa diabaikan, yakni kerusakan lingkungan akibat aktivitas wisata yang tak terkendali.
Sebagai jawaban atas tantangan itu, muncul tren baru dalam dunia pariwisata, yakni ekowisata dan pariwisata berkelanjutan.
Dua konsep ini bukan hanya sekadar gaya hidup modern, melainkan strategi untuk memastikan bahwa pariwisata bisa berjalan tanpa merusak alam, sekaligus memberi manfaat bagi masyarakat lokal.
Apa Itu Ekowisata dan Pariwisata Berkelanjutan?
Ekowisata adalah bentuk pariwisata yang menekankan pada pengalaman menikmati alam sambil menjaga kelestariannya. Fokusnya adalah edukasi, konservasi, dan keterlibatan masyarakat sekitar. Misalnya, wisata mangrove di Kalimantan Timur, wisata hutan di Taman Nasional Ujung Kulon, atau wisata desa yang memperkenalkan kearifan lokal.
Sementara itu, pariwisata berkelanjutan lebih luas cakupannya. Konsep ini menekankan keseimbangan antara tiga aspek: lingkungan, ekonomi, dan sosial. Artinya, pariwisata tidak hanya memberi pengalaman menyenangkan bagi wisatawan, tetapi juga memastikan kelestarian alam terjaga, ekonomi lokal berkembang, dan budaya masyarakat tetap dihargai.
Fakta menunjukkan, pariwisata bisa menjadi pedang bermata dua. Di satu sisi membawa devisa, membuka lapangan kerja, dan meningkatkan ekonomi.