Melalui contoh ini, Gus Baha menyampaikan bahwa kebahagiaan bisa datang dari hal-hal serhana di sekitar kita.
Jangan biarkan kita tidak terjebak dalam persepsi yang membandingkan diri dengan orang lain.
Bahkan, menurutnya, ikan saja bermanfaat, jadi manusia seharusnya juga bisa bermanfaat.
Gus Baha menyampaikan ayat Al-Quran tentang pandangan terhadap dunia. Beliau mengutip Surat Thaha ayat 131:
Wa laa tamuddanna ‘ainaika ilaa maa matta‘naa bihî azwaajam min-hum zahratal hayaatid-dun-yaa linaftinahum fiih, wa rizqu rabbika khairuw wa abqaa.
Artinya: “Janganlah sekali-kali engkau tujukan pandangan matamu pada kenikmatan yang telah Kami anugerahkan kepada beberapa golongan dari mereka (sebagai) bunga kehidupan dunia agar Kami uji mereka dengan (kesenangan) itu. Karunia Tuhanmu lebih baik dan lebih kekal.”
Nasehat Gus Baha dalam hal ini adalah jika seseorang terus-menerus melihat dan mengagumi kenikmatan orang lain, pasti akan berujung pada rasa iri dan fitnah.
Hal ini menjadi sumber ketidakbahagiaan. Karena itu, penting untuk fokus pada karunia Tuhan yang kita miliki.
Karena apa yang diberikan Allah adalah yang terbaik untuk kita, bahkan lebih baik daripada kenikmatan dunia yang tampak.
Pesan bijak Gus Baha dari ceramah ini sangat relevan dalam kehidupan sehari-hari.