Setelah tamat SMA, Farid Makruf sudah mendaftar ke Institut Pertanian Bogor dan kemudian lulus.
Namun suatu waktu bapaknya membawa brosur Akabri dan menunjukkan padanya.
Farid Makruf remaja tertarik. Bapaknya pun bertanya, sembari menunjukkan daun pisang; “Rid, ini warna apa?”
Ia menjawab; “Warna hijau.”
Bapaknya pun langsung menyambung; “Bila begitu, ikut saja test Akabari. Sebab kalau kamu jawab itu biru daun, kamu bakal tak lulus.”
“Bapak sengaja bertanya begitu karena kebiasaan orang Madura yang menyebut warna biru daun untuk daun yang berwarna hijau. Jadi semuanya biru,” kisahnya sembari tertawa.
Farid pun pun mencoba mendaftar dan setelah melalui serangkaian test, ia lulus.
“Alasan saya waktu itu karena kuliah IPB maka tentu saja orang tua saya akan mengeluarkan biaya banyak, sementara masih ada kakak saya yang kuliah. Saya pun mendaftar di Akabri dan lulus. Dan itu tanpa katabelece atau orang dalam ya,” ujar jenderal yang pernah menjabat Kepala Staf Kostrad ini.
Bertugas di Brigif 13 Galuh
Usai lulus dari Akabri, Farid Makruf langsung diperintahkan masuk Korps Pasukan Khusus, pasukan elit yang sudah tersohor sejak lama itu.