Resto Hotel Ditutup Usai Video Tarian Tak Senonoh Beredar, Wali Kota Tasikmalaya Ingatkan Aturan - Laman 3 dari 3

RADARPANGANDARAN.COM – Resto hotel ditutup secara mandiri oleh pengelolanya. Penutupan dilakukan setelah sebuah video tarian tak senonoh di acara musik DJ beredar. Resto hotel yang ditutup tersebut berada di kawasan Jalan RE Martadinata Kota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat. Video berdurasi 33 detik itu menampilkan beberapa orang berjoget erotis di tengah kerumunan. Aksi mereka terus direkam. Mereka bahkan tampak melepas pakaian dalam. Kemudian, seorang wanita mengangkatnya. Sambil ia terus menari mengikuti alunan musik. Aksi ini diduga terjadi pada Kamis malam 28 Mei 2025. Dalam acara hiburan di resto hotel di pusat kota tersebut. Rekaman itu cepat menyebar. Kemudian mendapat reaksi keras dari masyarakat. Terutama, kalangan ulama dan komunitas santri. Warga menilai aksi tersebut telah mencoreng nama baik Kota Tasikmalaya. Selama Tasikmalaya dikenal sebagai Kota Santri. Dikutip dari Radartasik.com, Satpol PP Kota Tasikmalaya langsung menindaklanjuti laporan masyarakat. Mereka memanggil pengelola resto hotel untuk dimintai keterangan. Pemeriksaan dihadiri perwakilan dari Dinas Pemuda, Olahraga, Budaya dan Pariwisata (Disporabudpar) Kota Tasikmalaya. Dari hasil klarifikasi, pengelola mengakui telah lalai dalam mengawasi kegiatan pengunjung. Lantas, Satpol PP memberikan dua pilihan. Penutupan paksa atau penutupan sukarela? Pihak pengelola memilih menutup secara mandiri. Petugas dari Disporabudpar Ardis Sudiaman mengaku selama ini aktivitas hiburan di tempat tersebut masih dalam batas wajar. Dia terkejut saat melihat video yang menampilkan tarian tidak pantas tersebut. Disporabudpar pun turut dalam proses pemeriksaan lapangan bersama Satpol PP. Ternyata, ini bukan pertama kalinya tempat tersebut bermasalah. Pada Mei 2024, resto hotel yang sama sempat dijadikan lokasi dugem. Saat itu ditemukan botol minuman keras dan tempat tersebut mendapat teguran dari Satpol PP setelah menuai protes dari ormas Islam. Karena adanya pelanggaran berulang, berbagai pihak meminta agar tidak ada lagi toleransi terhadap pelanggaran norma agama dan sosial di Kota Tasikmalaya. Wali Kota Tasikmalaya Viman Alfarizi Ramadhan menyatakan pemerintah kota telah bertindak tegas. Menurutnya, pengelola telah diperiksa, membuat pernyataan dan memilih menutup tempat tersebut. Dia mengingatkan meskipun tempat hiburan bisa memberikan manfaat ekonomi, semua pihak wajib menaati aturan yang berlaku. Ketua FPI Kota Tasikmalaya KH Yan Yan Al Bayani mengecam keras kejadian tersebut. Dia menuntut pemerintah menutup resto hotel secara permanen karena dianggap telah melanggar Peraturan Daerah tentang Tata Nilai Nomor 7 Tahun 2014. KH Yan Yan juga meminta DPRD memperketat pengawasan terhadap tempat hiburan agar kejadian serupa tidak terulang. Dia menegaskan bahwa perilaku seperti dalam video tersebut tidak bisa ditoleransi. Sehari setelah kejadian, sejumlah ormas Islam dan komunitas santri menggelar aksi damai di depan lokasi hotel. Mereka membacakan ayat-ayat suci Al-Qur’an dan memutar murotal sebagai bentuk protes moral. Sebagai pimpinan Pondok Pesantren Miftahul Huda Jarnauziyyah, KH Yan Yan mengimbau para pengelola hotel dan tempat hiburan agar lebih menghormati nilai-nilai lokal. Dia mengingatkan Kota Tasikmalaya memiliki identitas religius. Tidak boleh dicederai acara hiburan yang bertentangan dengan norma agama dan budaya. Pihak berwenang menegaskan jika resto hotel tersebut ingin kembali beroperasi, harus ada koordinasi dan komitmen untuk patuh pada peraturan. Semua pihak diingatkan agar lebih berhati-hati dan bertanggung jawab dalam mengelola tempat usaha, terutama yang berkaitan dengan hiburan publik.