Yuk Wujudkan Ekowisata dan Pariwisata Berkelanjutan, Partisipasi Wisatawan Ikut Menjaga Alam

Menariknya, tren wisata ramah lingkungan kini semakin populer, terutama di kalangan generasi muda. Konsep “traveling with purpose” atau bepergian dengan tujuan mulia menjadi daya tarik baru. Wisatawan tidak hanya ingin berfoto, tetapi juga ingin berkontribusi nyata bagi lingkungan.

Contohnya, wisatawan yang ikut program penanaman mangrove, bersih-bersih pantai, atau belajar membuat kerajinan dari bahan daur ulang di desa wisata. Pengalaman semacam ini justru memberi nilai tambah yang lebih mendalam dibanding sekadar berkunjung.

Di beberapa destinasi, tren ini bahkan sudah menjadi paket wisata. Misalnya, “eco-volunteer tourism” yang menggabungkan kegiatan liburan dengan aktivitas sukarela menjaga lingkungan.

Seperti Apa Tantangan yang Muncul dan Bagaimana Solusinya

Meski tren ekowisata dan pariwisata berkelanjutan semakin berkembang, tantangannya tetap besar. Tidak semua wisatawan memiliki kesadaran tinggi menjaga alam. Selain itu, masih ada oknum pelaku wisata yang lebih mementingkan keuntungan cepat dibanding keberlanjutan jangka panjang.

Di sinilah peran pemerintah, pelaku usaha pariwisata, dan komunitas lokal sangat penting. Edukasi harus terus digencarkan, regulasi ditegakkan, dan fasilitas pengelolaan sampah diperbaiki.

Namun harapan tetap besar. Jika semua pihak bergerak bersama, Indonesia bisa menjadi contoh negara yang sukses mengembangkan pariwisata tanpa merusak alam.

Ekowisata dan pariwisata berkelanjutan bukan hanya tentang destinasi, tetapi juga tentang mentalitas wisatawan. Dengan menjadi pengunjung yang bertanggung jawab, setiap orang bisa ikut menjaga keindahan alam Indonesia agar tetap lestari untuk generasi mendatang.